Please enable JS

Literasi Guru





Mengenal Karakter Guru Gen X, Gen Y dan Gen Z

Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi telah membentuk karakteristik yang berbeda pada setiap generasi. Jika biasanya kita mengklasifikasikan karakter pekerja atau pelajar dengan katagori Gen X, Gen Y dan Gen Z. Ternyata Di dunia pendidikan saat ini kita juga dapat menerapkan klasifikasi guru berdasarkan tiga kategori generasi, yaitu: Generasi X, Generasi Y (atau Milenial), dan Generasi Z. adapun perbedaan karakter guru pada setiap generasi dapat disimak pada penjelasan dibawah ini:

Yang pertama Guru Generasi X (Lahir antara 1965–1980)

Guru dari generasi ini umumnya telah memiliki pengalaman yang panjang dalam dunia pendidikan. Tumbuh di era transisi dari sistem manual menuju digital, membuat mereka memiliki kemampuan adaptasi yang kuat meskipun kurang cepat dalam mengikuti perkembangan teknologi.

Ciri khasnya guru GenX seringkali menjunjung tinggi kedisiplinan, tanggung jawab, dan etos kerja tinggi dan tata tertib kelas dalam proses belajar. Cenderung menyukai metode tatap muka langsung dan interaksi personal dengan siswa. lebih advance dalam penggunaan media pembelajaran konvensional seperti buku, papan tulis, dan catatan tangan, namun sebagian mulai beralih ke media digital. Secara komunikasi guru GenX biasanya tegas namun bijak, berperan sebagai “orang tua kedua” bagi siswa. Pengalaman dan kebijaksanaan yang dimiliki merupakan aset penting dalam membimbing generasi muda.

Tantangan yang sering dihadapi oleh guru GenX adalah ketika dituntut untuk mengikuti perubahan teknologi yang cepat, seperti pembelajaran berbasis digital atau media sosial pendidikan. 

 

Kedua Guru Generasi Y atau Milenial (Lahir antara 1981–1996)

Guru milenial berada di posisi tengah antara generasi senior dan generasi muda. Mereka adalah generasi yang tumbuh bersama perkembangan teknologi informasi dan mulai memasuki dunia kerja pada masa internet berkembang pesat.

Ciri khasnya Guru GenY itu lebih melek teknologi dan kreatif dalam memanfaatkan media digital seperti Google Classroom, Canva, dan YouTube. mereka juga lebih terbuka terhadap ide-ide baru termasuk metode pembelajaran kolaboratif dan berbasis proyek. Menyukai keseimbangan antara profesionalisme dan gaya santai dalam mengajar. Mampu membangun hubungan yang lebih dekat dan setara dengan siswa. Memiliki semangat inovasi tinggi dalam mengembangkan media dan strategi pembelajaran menarik.

Tantangan yang sering dihadapi oleh Guru milenial adalah perlunya mereka menjaga keseimbangan antara kedekatan dengan siswa dan kewibawaan sebagai pendidik. Selain itu, mereka juga harus mampu mengelola waktu dan energi di tengah tuntutan profesional serta aktivitas digital yang padat.

Yang terakhir adalah karakter Guru Generasi Z (Lahir antara 1997–2012)

GenZ yang umumnya menjadi generasi muda dengan usia kerja, beberapa dari mereka juga menjadi guru dunia pendidikan saat ini. Mereka adalah generasi digital native, yang sejak kecil sudah akrab dengan teknologi, internet, dan media sosial. Cara berpikir dan bekerja mereka sangat berbeda dari generasi sebelumnya.

Ciri khas Guru GenZ adalah memiliki keterampilan dalam menggunakan teknologi dan cepat beradaptasi dengan aplikasi pembelajaran baru. Lebih suka pembelajaran interaktif dan berbasis visual (Contohnya video pendek, infografis, atau platform edukatif online). Cenderung menghargai fleksibilitas dan kebebasan berekspresi. Memiliki gaya komunikasi informal namun energik dan penuh ide serta fokus pada pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) dan edukasi karakter digital.

Tantangan yang sering dihadapi Guru GenZ adalah ketika menghadapi kesulitan dalam menghadapi birokrasi sekolah yang masih konvensional. Mereka juga perlu belajar dari generasi sebelumnya mengenai ketegasan, kedisiplinan, dan kestabilan emosi dalam dunia kerja.

Setelah menyimak penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa masing-masing generasi ini memiliki nilai, cara berpikir, serta gaya mengajar yang khas dengan perbedaan pada setiap karakternya. Beberapa perbedaan tersebut jika dikelola dan dikolaborasikan dengan baik akan saling melengkapi dan dapat meningkatkan kualitas dunia pendidikan saat ini. untuk mencapai kemajuan tersebut, yuk mulai pembelajaran kolaboratif dari sekarang.

SMK Bisa.... SMK Hebat....


 

Penulis: EKA OCTAVIANI, S.T*

Editor:Gof**

*Guru Produktif Teknik Komputer Jaringan SMK Texmaco Purwasari
**Hubinmas SMK Texmaco Purwasari

Bagikan


cari

artikel terbaru

berita terbaru